Sunday, September 5, 2010

Hikmah Ramadhan

0 comments
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”


Bulan Ramadhan telah datang. Bulan penuh barakah itu disambut gembira oleh segenap kaum muslimin di seluruh belahan bumi ini. Banyak hikmah yang dapat diambil dalam bulan Ramadhan. Karena itulah bulan Ramadhan yang maghfirah mempunyai beberapa sebutan, antara lain Syahrut Tabiyah dan Sahrul Jihad. Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh hikmah. Hikmah-hikmah itu sebagai berikut.
1. Syahrut-Tarbiyah
Tahukah Anda mengapa bulan Ramadhan disebut dengan syahrut tarbiyah atau bulan pendidikan? Pada bulan itu kita dididik langsung oleh Allah swt. Kita diajarkan supaya bisa mengatur waktu dalam kehidupan kita. Kapan waktu makan, kapan waktu bekerja, kapan waktu istirahat dan kapan waktu ibadah.
Program madrasah Ramadhan diharapkan dapat membentuk manusia yang takwa. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. dalam surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
2. Syahrul Jihad
Pada masa Rasulullah beberapa peperangan terjadi pada bulan Ramadhan dan itu semua dimenangkan kaum muslimin. Saat ini boleh jadi perang secara fisik tidak kita lakukan. Namun, yang paling penting kita lakukan sekarang adalah kita berjihad melawan hawa nafsu. Ramadhan adalah bulan di mana kita hendaknya melepaskan diri dari amarah dan syahwat. Sesungguhnya berpuasa di bulan Ramadhan adalah menahan diri dari keinginan baik mulut, perut dan apa yang ada dibawah perut. Karena itulah bulan Ramadhan menjadi tempat dalam berjihad melawan hawa nafsu diri kita sendiri.
3. Syahrul Qur’an
Al-Qur’an petama sekali diturunkan di bulan Ramadhan dan pada bulan itu disunahkan kita banyak membaca dan mengkaji kandungan Al-Qur’an sehingga kita paham dan mengerti perintah Allah yang terkandung di dalamnya. Di bulan Ramadhan inilah kita seharusnya dapat menargetkan khatam Al-Qur’an. Selain pada bulan Ramadhan, Rasulullah saw. membatasi para sahabat mengkhatamkan Al-Qur’an 10 kali dalam sebulan. Padahal sebenarnya banyak sahabat yang ingin lebih banyak daripada itu. Dan pada bulan Ramadhan itulah Rasulullah saw. memberi kebebasan untuk mengkhatamkan. Itulah sebabnya salah satu kebiasaan Ustman bin Affan dalam bulan Ramadhan adalah khatam Al-Qur’an setiap hari.
Begitu pula para ulama salafus shalih, kebiasaan mengajar dan berdakwah mereka hentikan selama bulan Ramadhan. Karena selama satu bulan (Ramadahan) itulah mereka khususkan untuk mencari pahala dengan membaca Al-Qur’an. Tentunya bagi mereka yang belum lancar membaca Al-Qur’an, inilah momen yang paling tepat untuk meningkatkan belajarnya. Karena itu akan sangat bagus jika mereka mempunyai target mampu membaca Al-Qur’an dengan lancar dan benar pada tanggal 1 Syawalnya.
4. Syahrul Ukhuwah
Pada bulan Ramadhan kita merasakan sekali ukhuwah di antara kaum muslimin terjalin sangat erat dengan selalu berinteraksi di masjid atau mushola untuk melakukan shalat berjama’ah, baik itu shalat-shalat wajib maupun shalat tarawih. Sesama muslim bersama-sama berdoa, dan saling mendoakan. Di antara tetangga juga saling mengantarkan hidangan buka puasa, sehingga terasa sekali kebersamaan dan kesatuan di antara kaum muslimin. Di bulan ini kita juga akan merasakan betapa ringannya bersedekah dan menolong saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan. Di bulan ini dengan hati yang tulus, kita akan mengeluarkan zakat dari harta yang kita miliki, untuk disampaikan kepada yang berhak. Perbuatan ini memiliki hikmah dan nilai ukhuwah yang tinggi dikalangan kaum Muslimin.
5. Syahrul Ibadah
Bulan Ramadhan disebut juga dengan bulan ibadah karena pada bulan ini kita banyak sekali melakukan ibadah-ibadah sunnah di samping ibadah wajib seperti shalat sunnah dhuha, rawatib, tarawih ataupun qiyamul lail serta tadarusan Al-Qur’an. Allah akan melipat gandakan pahala suatu ibadah di bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan yang lain. Dalam bulan itulah, syetan juga diikat agar tidak mengganggu ibadah seorang hamba Allah, meskipun realitasnya masih ada juga gangguan saat beribadah. Kondisi seperti itulah yang seharusnya memacu kita untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah.
Itulah di antara hikmah bulan Ramadhan sesuai dengan nama-namanya. Karena itu marilah kita sambut bulan Ramadhan ini dengan penuh gembira dan suka cita. (As)

0 comments:

Post a Comment