Tuesday, May 31, 2011

Filsafah Pesantren

0 comments
PANCA JIWA PONDOK                       MOTTO PONDOK
1.
Keikhlasan
                  1.
Berbudi Luhur
2.
Kesederhanaan



                  2.
Berbadan Sehat
3.
Berdikari

                  3.
Berpengetahuan Luas
4.
Ukhuwah Islamiyah
                  4.
Berpikiran Bebas
5.
Kebebasan


Penjabaran Panca Jiwa Pondok
Seluruh pola hidup santri di Pondok Pesantren La Tansa didasarkan pada  nilai-nilai yang  dijiwai  oleh suasana yang dapat dirangkum dalam  panca jiwa hidup santri, lima prinsip hidup santri  itu adalah :
1. KEIKHLASAN
Kata Keikhlasan  memilliki makna yang sangat luas, namun  bila diartikan secara verbal keikhlasan berarti  sepi ing pamrih, yakni  berbuat sesuatu bukan atas dasar dorongan nafsu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan  tertentu, segala perbuatan  yang dilakukan semata-mata bernilai  ibadah Lillahi ta’ala. Bila dianalogikan secara luas,  Kiyai ikhlas  mendidik dan para pembantu Kiyai  ikhlas dalam membantu menjalankan  proses pendidikan dan para santri  yang ikhlas dididik.
Jiwa keikhlasan ini akan melahirkan sebuah iklim yang sangat kondusif, harmonis disemua  level, dari level atas sampai level yang paling bawah sekalipun, suasana yang harmonis antara sosok Kiyai  yang  penuh kharismatik dan disegan,i  par asatidz yang  tak pernah  bosan untuk membimbing dan santri yang penuh cinta, taat dan hormat.  Jiwa ini akan melahirkan santri yang militan siap terjun  berjuang di jalan Allah kapan dan dimanapun.
2. KESEDERHANAAN
Sederhana bukan berarti melarat dan miskin, tapi sesungguhnya dalam  jiwa kesederhanaan ini  terdapat kekuatan  maha dasyat yaitu nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan  penguasaan diri dalam  menghadapi semua aral ujian yang  menghadang, agar menatap hidup lebih dinamis dan tegar dalam menghadapai  ujian perjuangan hidup. Dan dalam kehidupan di pesantren inilah nilai-nilai  kesederhanaan itu ditanamkan kepada seluruh santri.
Dibalik kesederhanaan itu  akan terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala kondisi sesulit apapun, bahkan  pada jiwa kesederhanaan inilah hidup dan tumbuhnya  mental dan karakter yang kuat sebagai syarat mutlak untuk menjunjung  tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam semua ruang lingkup kehidupan
3. BERDIKARI
Berdikari atau kesangupan untuk menolong diri sendiri merupakan salah  prinsip yang ditanamkan Pondok Pesantren La Tansa dalam  pola hidup santri. Jiwa yang berdikari  tidak hanya dalam lingkup hidup santri saja tetapi lebih pada tatanan yang  lebih luas dan pondok pesantren  La Tansa  itu sendiri sebagai lembaga pendidikan  juga harus sanggup berdikari, sehingga tidak menyandarkan  kelangsungan hidupnya pada orang lainya atau lembaga lain sehingga tidak akan ada  intervensi  dari pihak luar terhadap kebijakan-kebijakan  pesantren  itu sendiri.
Pada perjalananya Pondok Pesantren La Tansa tidak  kaku dan  lebih mengoptimalkan  kekuatan di dalam  tetapi sikap berdikari juga lebih diartikan sebagai swadaya yaitu sama-sama berpartisipasi dan sama-sama merasakan
4.UKHUWAH ISLAMIYAH
Suasana  kehidupan  di Pondok Pesantren La Tansa  diliputi dengan  suasana yang penuh persaudaraan, keakraban dengan  saling menghormati satu sama lain, walaupun santri yang datang dan belajar berlatar daerah, suku dan budaya yang berbeda tidak akan mengurangi  rasa  persaudaraan, justru dengan ukhuwah islamiyyah ini  semakin mengeratkan  persaudaraan diantara santri dan pada prinsipnya perbedaan tidak dijadikan sebagai faktor perpecahan tetapi perbedaan sebagai  keberkahan dari sang maha pencipta Allah SWT.
Suasana yang penuh keakraban dan kekeluargaan ini tidak hanya  berlangsung tak kala di hidup di pondok pesantren saja, tetapi juga tetap berlangsung sampai  para santri terjun dalam masyarakat.
5. KEBEBASAN
Kebebasan dalam berpikir, kebebasan dalam berbuat dan kebebasan dalam menentukan masa depan, bebas memilih jalan hidup  dan bahkan  bebas dari  berbagai pengaruh  negatif dari luar  masyarkat. Jiwa bebas ini akan menjadikan  santri berjiwa besar dan optimis dalam  menghadapi segala  kesulitan.  Hanya saja kebebasan ini  seringkali  disalah artikan yang pada akhirnya akan menghilangkan  arti dari kebebasan itu sendiri dan berakibat  hilangnya  arah dan tujuan bahkan prinsip.
Kebebasan  harus tetap pada  garis yang benar, garis yang benar itu sendiri adalah  kebebasan dalam garis-garis positif dengan penuh tanggung jawab baik dalam  kehidupan di pondok pesantren itu sendiri maupun dalam kehidupan masyarakat.
Jiwa-jiwa yang  tersebut diatas itulah yang harus harus ditanamkan dalam kehidupan santri  di pondok pesantren  sebagai bekal kelak nanti terjun kedalam kehidupan masyarakat, jiwa-jiwa ini juga harus terus dijaga dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya

Penjabaran Motto Pondok
Pendidikan Pondok Pesantren La Tansa menekankan pada pembentukan  pribadi  mukmin, muslim yang berbudi luhur, berbadan sehat,  berpengetahuan luas dan berpikiran bebas, sifat ini adalah motto pendidikan di Pondok Pesantren La Tansa
1. BERBUDI LUHUR
Berbudi Luhur atau yang lazim disebut Al-Akhlakul Karimah adalah  landasan yang paling prinsipil yang ditanamkan Pondok Pesantren La Tansa kepada seluruh santri dan semua element yang ada.  Penekanan tata krama dan sopan santun dalam berbagai kondisi  menjadi  kewajiban, ini terefleksi dalam pola hidup dan tingkah laku yang selalu ditekankan dalam pesantren
2. BERBADAN SEHAT
“Al-Aqlu Saliim fii Jismi Saliim” Akal yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat, tubuh yang sehat  adalah sisi lain yang cukup penting  dalam pendidikan di Pondok Pesantren La Tansa,  dengan tubuh yang sehat para santri akan  dapat melaksanakan aktifitas  hidup dan beribadah dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan dilakukkan dengan melalui berbagai  kegiatan olahraga, dan pemeliharaan asrama yang bersih dan nyaman.
3. BERPENGETAHUAN LUAS
Para santri di Pondok Pesantren La Tansa dididik  melalui proses yang telah dirancang secara sistematik  untuk dapat memperluas wawasan dan  pengembangan ilmu pengetahuan, seluruh santri tidak hanya diajari pengetahuan dalam ruang kelas tetapi lebih dari itujuga para santri diajarkan cara belajar dan untuk apa dia belajar. Kyai sering berpesan bahwa ilmu pengetahuan itu luas, tak bertepi dan tanpa batas tetapi  tidak boleh terlepas dari Al-Akhlakul Karimah atau berbudi luhur sehingga para santri tahu untuk apa dia belajar dan  tahu prinsip untuk dia menambah pengetahuan, agar ilmu pengetahuan itu tidak digunakan pada hal-hal yang akan merugikan manusia itu sendiri.
4. BERPIKIRAN BEBAS
Berpikiran bebas itu tidak berarti  bebas tanpa batas, kebebasan berpikir ini tidak boleh menghilangkan jati diri seorang muslim sejati, karenanya kebebasan berpikir itu adalah kematangan dan kedewasaan dari apa yang telah diperolehnya, motto ini ditanamkan sesudah santri telah memiliki  budi yang luhur dan sudah berpengetahuan luas

0 comments:

Post a Comment